Jumat, 02 Desember 2011

AJARAN ISLAM DALAM CERITA “ARJUNA WIWAHA” By Slamet Priyadi



Arjuna Prabu Katili
SABTU, 3 DESEMBER 2011 – DENMAS PRIYADI BLOG - Lakon cerita Arjuna Wiwaha atau Partodewa merupakan salah satu bagian cerita  “Mahabharata” bagian ke III, yaitu “Wanaparwa”. Diciptakan oleh Empu Kanwa pada masa pemerintahan raja Airlangga 914 – 946 Saka atau 1019 – 1042 Masehi. Cerita ini merupakan symbol bagi seseorang (ARJUNA) yang berjuang melawan godaan dan nafsu angkara murka (NIWATAKAWACA).  Jika seseorang mampu mengatasi segala macam godaan dari berbagai macam nafsu angkara murka maka akan memperoleh kebagahagiaan baik di dunia maupun di akhirat (Syurga).

Diceritakanlah, suatu ketika Arjuna satriya panengah Pandawa berniat untuk mencari kebahagiaan sejati dengan melakukan tapa memohon kepada Tuhan agar segala keinginannya untuk memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat dikabulkan. Akan tetapi di dalam upayanya itu Arjuna dihalangi dengan segala daya dan tipu muslihat oleh Prabu Nitakawaca seorang raja raksasa dari negeri Himantaka. Dengan kesaktian Arjuna pada akhirnya Nitakawaca dapat dikalahkan hingga perlaya. Jadilah Arjuna satriya panengah Pandawa ini seorang raja kerajaan bidadari di syurga bergelar Prabu Katili.

Dewi Wara Sumbadra istri Arjuna dan kakaknya Sri Kresna menyusul Arjuna Sang Prabu Katili di kerajaan Bidadari di Syurga. Dalam perjalannya menuju syurga Sri Kresna dan Dewi Wara Sumbadra melihat neraka dengan penghuninya yang sedang disiksa dengan segala derita yang dialaminya sampai di Kerajaan Bidadari di Syurga.  Permaisuri Arjuna, Dewi Wara Sumbadra dan kakanya Sri Kresna menjumpai dan menyaksikan secara langsung Prabu Katili, Sang Arjuna  dengan segala kebagahagian hidup yang dialaminya.

Singkat cerita dengan bujukan Sri Kresna dan istrinya, Dewi Wara Sumbadra yang sangat dicintainya itu, akhirnya Prabu Katili Arjuna mau kembali ke Marcapada (dunia) untuk kembali merajut kebahagiaan di dunia bersama istrinya Dewi Wara Sumbadra.

Menurut pendapat Tumenggung Dipaningrat dari Solo, “Walaupun sumber cerita di atas diambil dari cerita Mahabharata, tetapi dalam cerita pedalangan telah dirubah demikian banyak dan disesuaikan dengan ajaran ke- Islaman”.( Unsur Islam Dalam Pewayangan,hal.97 )

Prabu Nitakawaca
Kesimpulan dari cerita Arjuna Wiwaha atau Partodewa adalah menggambarkan apabila seseorang mampu mengalahkan dan mengendalikan berbagai macam godaan serta nafsu jahat yang ada dalam dirinya (NITAKAWACA) maka akan mendapat kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini sebagaimana terdapat dalam kita suci Al-Qur’an Surat yang menyebutkan:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan pekerjaan yang baik-baik, mereka itu ialah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka, sorga-sorga tempat ketetapan, yang mengalir padanya sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya. Allah rela kepadanya dan mereka lela pula kepadanya. Yang demikian itu untuk orang yang tunduk kepada Tuhannya”.                   [ AL-QUR’AN SURAT ALBAYYINAH: 7 - 8 ]






TEACHING OF ISLAM IN THE STORY "ARJUNA WIWAHA" By Slamet Priyadi


Arjuna & Wara Srikandi
SATURDAY, 3 DECEMBER 2011 – DENMAS PRIYADI BLOG - The play story of PARTODEWA or ARJUNA WIWAHA is one of the stories "Mahabharata" section to the III, namely "Wanaparwa". Created by master Kanwa in the reign of Airlangga 914-946 Saka or 1019 to 1042 AD. This story is a symbol for a person (ARJUNA) who struggles against temptation and lust wrath (NIWATAKAWACA). If someone is able to overcome all kinds of temptations of various kinds of passions rage it will get happiness both globally and in the Hereafter (Syurga).

when a time, the Pandavas when Arjuna Satriya panengah intend to seek true happiness by doing penance ask God to all his desire to obtain happiness both in this world and the hereafter granted. However, in his attempt was blocked Arjuna with all power and trickery by King Nitakawaca a giant king of the country Himantaka. With the magic of Arjuna in the end be defeated until dead (perlaya) Nitakawaca. Be Satriya panengah Pandava Arjuna was a king in the fairy kingdom of King Katili syurga title.
Wara Sumbadra goddess wife and brother of Sri Krishna Arjuna. Arjuna followed the royal Majesty Katili Angel in Syurga. In his journey to Sri Krishna and Goddess syurga Wara Sumbadra see hell with the residents who are being tortured with all the suffering that endured until the kingdom of Angel in Syurga. Arjuna empress, goddess Wara Sumbadra and her old brother Sri Krishna encountered and witnessed firsthand the King Katili, the Arjuna with all happiness life experiences.

A short story by persuasion Sri Krishna and his wife, Dewi Wara Sumbadra whom she loved it, finally King Arjuna Katili Marcapada want to go back to the (world) to re-knit the world's happiness with his wife goddess Wara Sumbadra.

Tumenggung Dipaningrat opinion of Solo, "Although the source of the story above story is taken from the Mahabharata, but the story has changed so much puppetry and tailored to the teachings of Islamization". (Islamic Elements In Puppets, p.97)
Prabu Nitakawaca

The conclusion of the story of Arjuna Wiwaha or Partodewa is to describe when someone is able to defeat and control various kinds of temptations and evil [NITAKAWACA]desires that exist in him it will get happiness both in this world and the hereafter. This is as contained in our holy Qur'an The letter states:

"Those who believe and do good work, they are the best of creatures. Their reply on the side of their God, heaven, heaven where statutes, the rivers flowing to him and they will abide therein. God willing they Jaunty him and also him. That is for those who submit to his Lord ". [AL-QUR'AN ALBAYYINAH LETTER: 7-8]

Sabtu, 3 Desember 2011
Slamet Priyadi di  Lido - Bogor

1 komentar:

  1. @ The story of Arjuna Wiwaha or Partodewa is to describe when someone is able to defeat and control various kinds of temptations and evil desires [ NITAKAWACA] that exist in him it will get happiness both in this world and the hereafter.

    BalasHapus