Rabu, 27 November 2019

Prof.Dr.R.M. Sucipto Sutijpto Wirjosuparto: "ILMU SIASAT PERANG DALAM KAKAWIN BHARATA YUDHA 4"

Blog Ki Slamet 42: "Wayang Islami"
Kamis, 28 November 2019 - 08.33 WIB

Pada waktu pagi di hari berikutnya, Dorna telah mendengar dari Yudhistira sendiri, bahwa ia dapat dibinasakan jika dirinya ditinggalkan oleh Bhima dan Arjuna, seperti yang disebutkan dalam Pupuh XIII  19.  Setelah dapat menipu Bhima dan Arjuna untuk berperang di tempat-tempat yang jauh, Dorna mencoba membunuh Yudhistira dengan jalan merubah susunan tentara dari gajamatta wyuha menjadi cakra wyuha, seperti yang disebut kan dalan Pupuh XIII  22.   Karena dengan perginya Bhima dan Arjuna itu tentara Pandawa menjadi lemah.  Yudhistira mengganti susunan tentaranya dan dari gajamatta wyuha menjadi makara eyuha, seperti yang disebutkan dalam Pupuh XIII  24.

                                          Gambar D.  Makara Wyuha dan Cakra Wyuha


Keterangan Gambar D
Makara Wyuha: 
1.         Dhrêshttdyumna (sapit kanan),
2.         Ghatotkaca (sapit kiri),
3.         Sâtya (mulut),
4.         Nakula. (mata kiri),
5.         Sahadewa (mata kanan),
6.         Abbhimanyu (hidung),
7.         Dua orang Panjcawala atau anak Pânnnddawa (sungut kiri),
8.         Tiga orang Panjcawala (sungut kanan),
9.         Yudhishtthira (kepala),
10.     Beberapa orang raja (punggung),
11.     Beberapa orang raja (badan).

Cakra Wyuha:
I.         Jayadratha (peleg) bersama dengan raja-raja lainnya,
II.       Karnna (ruji-ruji),
III.    Dronna (ruji-ruji),
IV.    Krepa (ruji-ruji),
V,VI. dan seterusnya orang-orang Kurawa (ruji-ruji),
I.          Suyodhana (sumbu).

Dronna yang menjadi panglima tentara Kaurawa itu mengganti susunan tentaranya menjadi cakra wyuha , setelah melihat tentara Pannddawa menjadi lemah ketika ditnggalkan oleh Bhima dan Arjuna. Susunan tentara keluarga Kaurawa ini menempatkan Suyodhana pada sumbu sumbu roda tepat, sehingga Suyodhana dilindungi oleh sekian banyak pahlawan-pahlawan, seperti Dronna, Karnna dan Krepa. Dengan ini rekonstruksi yang disusun berbeda dengan rekonstruksi yang disusun oleh J. Kats. Di dalam Kakawin  Bharata-Yudha tidak disebutkan dengan pasti tempat manakah yang dijaga oleh  raja Suyodhana. Tetapi pupuh XIII 25 menguraikan tentang serangan Abhimanyu yang dahsyat itu dapat merusak susunan tentara Kaurawa dengan serangan panah, sehingga Abhimanyu mendekati tempat pertahanan Suyodhana, yang disebut belakangan ia lari. Dalam usaha mengejar Suyodhana itu Abhimanyu dihalang-halangi oleh Dronna dan Karnna. Dengan ini dapat diambil kesimpulan, bahwa Suyodhana itu menempati sumbu roda yang etaknya tidak jauh dari Dronna dan Karnna. Susunan cakra wyuha itu kuat, karena mempunyai front depan di bagian manapun juga sesuai dengan bentuknya yang menyerupai lingkaran itu. Tetap bagaimanapun juga kuatnya, pasukan Abhimanyu dengan panahnya yang tepat menyerang dari jauh, sehingga tidak perlumendekati peleg yang dijaga oleh Jayadratha serta lain-lainnya, dan sempat juga untuk mengusir raja Suyodhana dari tempatnya.

Sebaliknya, makara wyuha itu merupakan suatu susunan tentara yang serba lebar frontnya dan dalam beberapa hal mempunyai keuntungan seperti disebutkan di bawah ini : 1. Dengan hidungnya (ditempati oleh Abhimanyu), susunan tentara ini dapat mengadakan serangan yang jitu dengan panah dari jarak jauh dan dengan adanya kemungkinan juga dibantu kedua sapit (Dreshtthayumna dan Ghatotkaca) yang mobil untuk bergerak ke arah mana juga yang disukai untuk membantu Abhimanyu yang ada di depan, begitu pula dapat membantu mereka yang ada di badan dan punggung dari susunan tentara ini yang merupakan barisan belakang. Bahkan Yudhishtthira yang ada di tengah itu juga mendapat perlindungan dari kedua sapit dan sungut itu. 2. Sungutnya yang ditempati oleh orang-orang Panjcawala yang lima jumlahnya yang dibagi menjadi dua (kiri dan kanan) mempunyai tugas untuk menyerang dengan tujuan menemukan bagian mana dari pertahanan musuh yang lemah. 3. Kedua sapit ini dapat bergerak dalam front yang lebar, karena dengan jalan memperpanjang sapitnya dapat menjapit seluruh musuh dan dapat membantu Abhimanyu dengan membelokkan kedua sapit itu ke dala.

Susunan tentara yang disebut makara wyuha ini sangat ampuh, karena di belakang Abhimanyu ditempatkan Satyaki seebagai mulut yang setiap waktu dapat menggantikan kedudukan Abhimanyu jika gugur atau terluka dan di belakangnya lagi 2 mata yang terdiri dari pahlawan kembar Nakula dan Sahadewa dapat mengawasi berlangsungnya pertempuran dan siap membantu bagian mana yang lemah. Yudhishtthira yang menempati bagian kepala menjadi “brain” dari serangan-serangan yang diadakan dan diatur dari tempat Yudhistthira tersebut. karena tempat Yudhishtthira ini tepat di tengah, dengan sendirinya telah dilindungi oleh barisan yang ada di sekitarnya.

Susunan tentara ini sangat jitu, apabila dikerjakan dengan segala perhitungan. Tetapi kesalahan pihak Pannddawa, ialah sekalipun Abhimanyu itu sangat berani, tetapi kurang berhati-hati dan kurang perhitungan. Didalam kegembiraannya karena dapat memaksa Suyodhana lari. Abhimanyu mau mengejarnya tetapi waktu itu juga Jayadraha bersama-sama dengan raja-raja lainnya yang merupakan peleg susunan tentara Kaurawa membuka satu bagian dari peleg itu, sehingga Abhimanyu memasuki bagian dari susunan tentara Kaurawa yang terbuka itu. Setelah ia masuk, peleg ditutup rapat kembali, sehingga Abhimanyu terpisah dari pasukan Pannddawa dan dikepung oleh orang-orang Kaurawa. Sekalipun ia masih dapat membinasakan putera mahkota Hastina yang bernama Lakshmanna-kumara. Abhimanyu gugur ketika dikroyok oleh orang-orang Kaurawa. Karena hari mulai gelap pertempuran dihentikan.

BERSAMBUNG

Pustaka :
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto 
Kakawin Bharata-Yudha
Bhratara - Jakarta 1968 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar