Senin, 16
Desember 2013 00:06 WIB
Pewarta:
Nanien Yuniar
ilustrasi Wayang Sumpah Pemuda Seorang dalang cilik memainkan wayang pada pementasan wayang di Halaman SMP Negeri 1 Ponorogo, Jatim, Sabtu (26/10). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) |
"Penggeraknya adalah budaya yang
mengandung kearifan lokal, dimulai dengan mempromosikan filsafat wayang,"
Jakarta
(ANTARA News) - Wayang berkembang di nusantara sejak menjadi ritual animisme,
sarana penyebaran agama, hingga hiburan. Bentuknya
pun bervariasi di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari wayang kulit dari
Surakarta, Yogyakarta, Banyumas, dan Bali, wayang golek Sunda, wayang Sasak,
wayang Palembang, wayang Betawi, hingga wayang orang. Sebagian
dari aneka wajah wayang di Indonesia dikupas dalam buku "Gatra Wayang
Indonesia" yang diluncurkan di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta,
Minggu.
Buku yang
ditulis Solichin, mantan ketua Sekretariat Pewayangan Indonesia, menuturkan
ciri khas dari sebelas jenis wayang Indonesia, seperti bentuk wayang, gaya
pagelaran, dan perabotan yang dipakai dalam pentas wayang. Diselipkan
juga riwayat tiap tokoh yang dinilai terkenal di tiap daerah, seperti Bima di
Yogyakarta, Antasena di Banyumas, Baladewa di Jawa Timur, dan Gatutkaca di
tanah Sunda.
Selain
memperkenalkan ragam wayang, Solichin juga ingin
memperkenalkan potensi wayang sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat
berguna bagi peradaban Indonesia. Pasalnya,
dia berpendapat kebudayaan Indonesia yang dinobatkan UNESCO sebagai World
Heritage itu memiliki falsafah rumit yang dapat dirumuskan menjadi filsafat
wayang yang kini jadi bidang studi resmi di Universitas Gajah Mada.
"Wayang sebagai pertunjukan sudah bagus, kita sekarang buka khazanah baru bahwa wayang dapat mendorong terciptanya iptek," lanjut dia.
"Penggeraknya
adalah budaya yang mengandung kearifan lokal, dimulai dengan mempromosikan
filsafat wayang," jelasnya.
Selain
disebarkan ke sekolah dan universitas, "Gatra Wayang Indonesia" juga
akan didistribusikan ke luar negeri.(*)
Editor:
Ruslan Burhani
COPYRIGHT ©
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar