Jumat, 29 November 2019

Prof.Dr.F.M. Sutjipto Wirjo Suparto: "SIASAT PERANG DALAM KAKAWIN BHARATAYUDHA 6"

Blog Ki Slamet 42 : "Wayang Islami"
Sabtu, 30 November 2019 - 08.11 WIB


Setelah Drona gugur sebagai senapati tentara Kaurawa, ditunjuklah Karnna yang menyusun suatu siasat baru dan memilih susunan tentara yang membentuk makara wyuha, seperti yang disebutkan dalam Pupuh XXVII 2. Sebaliknya tentara Pannddawa yang dipimpin oleh Arjuna mengambil susunan tentara yang disebut ardhacandra wyuha, seperti yang disebutkan dalam Pupuh XXVI 5.

Gambar F : Ardhacandra & Makara Wyuha

Keterangan Gambar
Pandawa/Ardhacandra Wyuha:
1.      Arjuna (di depan)
2.      Kreshna (sebagai sais kereta perang Arjuna)
3.      Yudhistira (tengah)
4.      Nakula (belakang)
5.      Sahadewa (belakang)
6.      Yuyutsu (belakang)
7.      Satyaki (ujung kiri)
8.      Bhima (ujung kanan)

Kurawa/Makara Wyuha:
I.       Karna (mulut)
II.    Çalya (Sais kereta perang Karna)
III. Anak Karna
IV. Çakuni dan Sudharma (sapit kiri)
V.    Durmukha dan Angҫuman (sapit kanan)
VI. Suyodhana dan lain-lainnya (leher)
VII.          Beberapa orang raja (punggung)
VIII.       Para pahlawan Kurawa (ekor)

Dari susunan tentara yang dipakai oleh keluarga Pannddawa itu dapat diketahui, bahwa kecuali Arjuna sebagai panglima dapat menyerbu ke depan, dapat juga melindungi Yudhistira yang ada di belakangnya, sedangkan dari belakang kedudukan Yudhistira telah dilindungi oleh Nakula dan Yuyutsu. Ujung kiri dan kanan yang dipimpin oleh Satyaki dan Bhima dalam hal ini dapat dipergunakan untk membantu Arjuna menahan serangan mulut makara yang ditempati oleh Karna. Perhitungan orang-orang Pannddawa, bahwa Karna akan terjebak karena serangannya terlalu maju kedepan telah tercapai. Sebab Karna yang sangat bernafsu untuk berhadapan dengan Arjuna, ia terpisah dari susunan tentara Kaurawa, sehingga masing-masing bagian dari susunan tentara Kaurawa dapat dibinasakan oleh serangan orang Pannddawa. Akhirnya, kecuali Karna yang gugur karena serangan Arjuna. Duҫaҫana juga gugur karena dibinasakan oleh Bhima.

Pada waktu raja Çalya menjabat panglima tentara Kaurawa setelah Karna gugur, susunan tentara yang menyerupai hutan, seperti yang disebutkan pada Pupuh XL 2. Tujuann Çalya ialah untuk melindungi Suyodhana yang ada di tengah dengan menempatkan orang-orang pahlawan di sekitanya. Dari kakawin Bharata-Yudha dapat diketahui, bahwa susunan tentara kâhanawyuha ini menyerupai laut pada waktu pasang. Yang disebut dengan air laut yang pasang dan menyerang daratan itu rupa-rupanya serangan yang bertubi-tubi yang diadakan oleh para perajurit dan pahlawan yang mengelilingi raja Suyodhana.

Gambar G – Kanana Wyuha

Keterangan Gambar G :

I.             Suyodhana,
II.          Lapisan perajurit,
III.       Lapisan perajurit
Sebaliknya tentang susunan tentara Pannnddawa tidak disebutkan sama sekali.

Dari uraian tersebut di atas itu dapat diambil kesimpulan, bahwa bangsa Indonesia sejak zaman yang lampau itu mengenal pengetahuan ilmu perang dan karena kitab-kitab yang mengajarkan ilmu ini secara metodis tidak diketemukan, dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia dengan mengerjakan otaknya yang tajam dan sehat dapat menggembangkan ilmu perang yang didasarkan atas fragmen-fragmen ilmu perang itu yang diketemukan dalam kesusasteraan Indonesia kuno.

    KSP42 —
P u s t a k a  :
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto, “Kakawin Bharata-Yuddha”
Penerbit – Bhratara – Jakarta 1968

Tidak ada komentar:

Posting Komentar