Blog Ki Slamet 42 : "Wayang Islami"
Sabtu, 30 November 2019 - 08.11 WIB
Setelah Drona
gugur sebagai senapati tentara Kaurawa, ditunjuklah Karnna yang menyusun suatu
siasat baru dan memilih susunan tentara yang membentuk makara wyuha, seperti
yang disebutkan dalam Pupuh XXVII 2. Sebaliknya tentara Pannddawa yang dipimpin
oleh Arjuna mengambil susunan tentara yang disebut ardhacandra wyuha, seperti
yang disebutkan dalam Pupuh XXVI 5.
Gambar F : Ardhacandra & Makara
Wyuha
Keterangan
Gambar
Pandawa/Ardhacandra
Wyuha:
1.
Arjuna (di depan)
2.
Kreshna (sebagai sais kereta
perang Arjuna)
3.
Yudhistira (tengah)
4.
Nakula (belakang)
5.
Sahadewa (belakang)
6.
Yuyutsu (belakang)
7.
Satyaki (ujung kiri)
8.
Bhima (ujung kanan)
Kurawa/Makara
Wyuha:
I.
Karna (mulut)
II.
Çalya (Sais kereta perang Karna)
III.
Anak Karna
IV.
Çakuni dan Sudharma (sapit kiri)
V.
Durmukha dan Angҫuman (sapit
kanan)
VI.
Suyodhana dan lain-lainnya
(leher)
VII.
Beberapa orang raja (punggung)
VIII.
Para pahlawan Kurawa (ekor)
Dari susunan
tentara yang dipakai oleh keluarga Pannddawa itu dapat diketahui, bahwa kecuali
Arjuna sebagai panglima dapat menyerbu ke depan, dapat juga melindungi
Yudhistira yang ada di belakangnya, sedangkan dari belakang kedudukan
Yudhistira telah dilindungi oleh Nakula dan Yuyutsu. Ujung kiri dan kanan yang
dipimpin oleh Satyaki dan Bhima dalam hal ini dapat dipergunakan untk membantu Arjuna
menahan serangan mulut makara yang ditempati oleh Karna. Perhitungan
orang-orang Pannddawa, bahwa Karna akan terjebak karena serangannya terlalu
maju kedepan telah tercapai. Sebab Karna yang sangat bernafsu untuk berhadapan
dengan Arjuna, ia terpisah dari susunan tentara Kaurawa, sehingga masing-masing
bagian dari susunan tentara Kaurawa dapat dibinasakan oleh serangan orang
Pannddawa. Akhirnya, kecuali Karna yang gugur karena serangan Arjuna. Duҫaҫana
juga gugur karena dibinasakan oleh Bhima.
Pada waktu raja
Çalya menjabat panglima tentara Kaurawa setelah Karna gugur, susunan tentara
yang menyerupai hutan, seperti yang disebutkan pada Pupuh XL 2. Tujuann Çalya
ialah untuk melindungi Suyodhana yang ada di tengah dengan menempatkan
orang-orang pahlawan di sekitanya. Dari kakawin Bharata-Yudha dapat diketahui,
bahwa susunan tentara kâhanawyuha ini menyerupai laut pada waktu pasang. Yang
disebut dengan air laut yang pasang dan menyerang daratan itu rupa-rupanya
serangan yang bertubi-tubi yang diadakan oleh para perajurit dan pahlawan yang
mengelilingi raja Suyodhana.
Gambar G –
Kanana Wyuha
Keterangan
Gambar G :
I.
Suyodhana,
II.
Lapisan perajurit,
III.
Lapisan perajurit
Sebaliknya tentang susunan tentara
Pannnddawa tidak disebutkan sama sekali.
Dari uraian tersebut
di atas itu dapat diambil kesimpulan, bahwa bangsa Indonesia sejak zaman yang
lampau itu mengenal pengetahuan ilmu perang dan karena kitab-kitab yang
mengajarkan ilmu ini secara metodis tidak diketemukan, dapat dikatakan bahwa
bangsa Indonesia dengan mengerjakan otaknya yang tajam dan sehat dapat
menggembangkan ilmu perang yang didasarkan atas fragmen-fragmen ilmu perang itu
yang diketemukan dalam kesusasteraan Indonesia kuno.
— KSP42
—
P u s t a k
a :
Prof. Dr. R.M.
Sutjipto Wirjosuparto, “Kakawin Bharata-Yuddha”
Penerbit –
Bhratara – Jakarta 1968