PANDAWA LIMA |
“ANALISA ISLAMI LAKON JIMAT KALIMASADA”
Karya : Ki Slamet 42
Ada cerita tentang senjata pusaka, Jimat Kalimasada
Yang kesaktian dan keampuhannya sungguh tiada tara
Dimiliki oleh putra pertama Pandawa lima, Yudhistira
Raja berwatak penyabar bergelar Prabu Darmakusuma
Jimat Kalimasada merupakan pusaka warisan keluarga
Diperoleh secara temurun dari moyang Pandawa Lima
Begawan Parasara, sosok mumpuni, sakti mandraguna
Dihormati oleh semua keluarga, Pandawa dan Kurawa
Suatu ketika, Sang Dewa Srani curhat kepada ibunya
Dia, Betari Durga, seorang istri dari Sang Betara Kala
Dan, Dewa Srani pun mengutarakan akan keinginannya
Bagaimana caranya, agar menjadi raja menguasai dunia:
“Ibunda, sesungguhnya ananda ini mempunyai cita-cita,
Ingin sekali mengusai dunia. Bagaimanakah caranya?”
Mendengar pertanyaan itu, menjawablah Betari Durga:
“Srani, syaratnya kau harus memiliki Jimat Kalimasada!”
Mendengar jawaban ibunya, Dewa Srani kembali tanya:
“Jika begitu, Dimana, dan bagaimana mendapatkannya?”
“Kau haruslah mencurinya dari Prabu Darmakusuma,
Putera tertua Pandawa Lima di Negeri Amartapura!”
Singkat cerita, maka Dewa Srani dengan kesaktiannya,
Dengan cara mencuri, bisa memiliki Jimat Kalimasada
Akan tetapi jimat itu bisa direbut kembali oleh Arjuna
Satria sejati panengah Pandawa yang sakti mandraguna
Lakon carangan yang berkisah tentang Jimat Kalimasada
Kreasi murni, ciptaan pujangga Islam dari Demak Bintara
Jimat atau azimah adalah sesuatu yang sakti dan bertuah
Sada atau syahadah berarti bukti diri bersaksi bersumpah
Dengan demikian perkataan, Azimah Kalimah Syahadah
Atau Jimat Kalimasada berarti miliki kesaktian atau tuah
Yang hebat luar biasa hingga tiada bisa dibuat jadi lemah
Yang dipunyai keluarga Pandawa Lima yang gemah ripah
Adapun Pandawa Lima bermakna Rukun Islam yang Lima
Putra yang pertama Yudistira, kedua Bima, ketiga Arjuna
Keempat dan kelima, yaitu sikembar Nakula, dan Sadewa
Syahadat, Shalat, Puasa Ramadhan, Zakat, Haji Mabrura
Yudistira, pada diri sang pemuka Pandawa si penyabar ini
Di atas kepalanya, di sumpingnya, tersembunyi kertas suci
Nan putih bersih, yang di dalamnya tertera tulisan kaligrafi
Dua Kalimah Syahadah, bersaksi diri penganut religi Islami
Bima Sena, di lengannya mengenakan gelang supit urang
Kepala dan wajahnya selalu menatap merunduk pandang
Layaknya orang yang sedang lakukan shalat, sembahyang
Tak mau henti kerja bagai Shalat yang tak bisa di halang
Bima bertubuh tinggi besar, soko guru keluarga Pandawa
Memiliki aji-aji Panca Naka kekuatan sakti ada di jari lima
Itu selalu digenggamnya kuat-kuat sebagai senjata pusaka
Maknanya, jika shalat hikmat tubuh sehat kuat tiada tara
Arjuna, satria Panengah Pandawa ini miliki keteguhanjiwa
Berwajah tampan, putih bersinar, karena sukalah bertapa
Laksana orang yang suka lakukan puasa, jiwa kuat berjaya
Miliki energi daya kekuatan supra, baik jiwa ataupun raga
Makula dan Sadewa, si kembar ini, keduanya rajin bekerja
Suka berdandan, berpakaian bagus, indah dipandang mata
Bagai orang yang suka keluarkan zakat, berhaji, berderma
Karena rajin, dan giat bekerja, maka cukup kaya berharta
Adapun Dewa Srani, yang merupakan putera Betara Kala
Anak Betari Durga, melakukan pencurian Jimat Kalimasada
Dan, ingin menguasai dunia di bawah perintah kekuasaannya
Itu artinya, ada tangan jahat yang ingin rusak aqidah agama
Mereka tiada suka, jika Islam berkembang di seluruh dunia
Maka, dengan berbagai macam kekuatan, yang dimilikinya
Melalui jalur politik, ekonomi, sosial, teknologi seni budaya
Terus susupkan pengaruhnya, ‘tuk hancurkan moral bangsa
Jika dikaji, dianalisa, ada pesan terkandung dari Pujangga
Sang Pembuat ini cerita wayang, Lakon Jimat Kalimasada
Buat seluruh umat Islam, yang ada di seluruh antero dunia
Tetap jaga aqidah, amalkan ajaran Islam sepenuh jiwa raga
Bumi Pangarakan, Bogor
Kamis, 23 Juli 2015 – 05:06 WIB
"PUISI-PUISI SLAMET PRIYADI": “ANALISA ISLAMI LAKON JIMAT KALIMASADA” Karya : K...: Pandawa Lima “ANALISA ISLAMI LAKON JIMAT KALIMASADA” Karya : Ki Slamet 42 Ada cerita tentang senjata pusaka, Jimat Kal...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar