Wayang terbesar versi Sanggar Wayang Gogon I |
Sejarah munculnya karya Wayang Semar ini berawal
pada thn 2007, saat saya lulus kuliah di ISI pedalangan Solo, saya mempunyai ide gagasan akan membuat wayang Semar yg terbesar dengan tujuan untuk mendapat rekor MURI. Ide dan gagasan ini ternyata mendapat respon positif dari salah satu moll di kota Solo.
pada thn 2007, saat saya lulus kuliah di ISI pedalangan Solo, saya mempunyai ide gagasan akan membuat wayang Semar yg terbesar dengan tujuan untuk mendapat rekor MURI. Ide dan gagasan ini ternyata mendapat respon positif dari salah satu moll di kota Solo.
Pada akhir
tahun 2012 kami mulai membuat wayang
Semar tersebut. Untuk itu saya sowan kepada walikota Solo untuk mengundang
beliau agar bersedia hadir dalam acara tersebut, dan ternyata acara tersebut
dari walikota Solo bahkan agar di jadikan acara pemkot Solo yang jadwal
acaranya d pada bulan Februari 2013 bersamaan dengan acara Bedhaing Kartosura
ke Surakarto. Akan tetapi pada kenyataannya di undur bulan Juni bersamaan
dengan acara ulang tahun kota Solo. Pada malam harinya di pentaskan wayang kulit
semalam suntuk dgn dalang Ki Manteb Sudarsono dgn lakon Semar boyong.
Pada bulan Juni
2013 pementasan wayang kulit dengan lakon Semar Boyong telah terselanggara di
perempatan Gladak Solo, tetapi acara Semar yg kami buat ini di undur lagi bulan
juli 2013 pas acara refleksi walikota Solo, ternyata di undur lagi 1 Oktober
2013 dalam acara Semar Boyong pada hari Kesaktian Pancasila, dan semua pemkot
seluruh camat lurah warga seluruh kota Surakarta semua di libatkan di dalamnya,
termasuk wali kota, sekda, dinas pariwisata dan segenap intansi lainnya. Semua
acara sudah tertata dengan baik, hampir setiap hari rapat untuk terselengaranya
acara Semar Boyong di kota Solo sesuai acara Semar berukuran lima meter ini
akan di kirap mulai dari taman Sriwedari sampai masuk balai kota, akan tetapi
apa yang terjadi? Semua hanya tinggal kenangan, tidak ada kejelasan keterangan dari
pihak dinas Pariwisata Solo maupun Pemkot Solo jadi atau batal atau mundur. Semuanya
tidak bisa membrikan informasi yang
jelas dan pasti.
Setelah tgl
1 oktober 2013 secara resmi saya keluar dari komunitas yg di sebut komunitas
Solo Hebat, mohon maaf, dengan berat hati saya harus menulis kisah ini karena
ini kisah nyata di dalam perjalanan kami. Oleh karena sudah tidak ada kejelasan
dari kota Solo, pada 2 Oktober 2013 saya mengirim surat ke Museum Wayang di Jakarta,
yg isinya karya Wayang Semar berukuran 5 meter akan saya hibahkan ke museum
wayang di jakarta. Surat tersebut di balas oleh kepala museum. Mengapa saya
hibahkan ke museum wayang di jakarta, semua itu karena kami lebih di terima di
kota lain dari pada di kota sendiri.
Pada tgl 23
Oktober 2013 kami di undang ke Bank Indonesia Pusat jakarta, dan dihadiri para
pejabat terkait di jakarta dari perwakilan museum kota tua. Selanjutnya saya masih
harus menunggu perintah dari Jakarta tentang kepspastian untuk di izinkan
berangkat atau tidak oleh Bank
Indonesia. Setelah menunggu sampai malam, jam 11 pada 21 oktober 2013 saya
sudah putus asa, karena belum juga ada telpon dari jakarta bahwa saya harus
berangkat atau tidak. Saya berharap
menyerahkan tokoh wayang Semar yang kami buat setinggi 1 meter dengan lebar 5
meter kepada salah satu pejabat di Jakarta. Akhirnya jam 11.30 malam saya
mendapat telepon dari jakarta yang isinya, “pokoknya mas Gogon di terima atau
tidak, kalah cacak menang cacak mas Gogon berangkat ke Jakarta”. Dengan penuh kegembiraan
dan semangat, saya langsung berangkat membawa Wayang Semar berukuran tinggi 1
meter dan lebar 5 meter tersebut, dan tancap gas sendirian ke jakarta. Ijen
tanpo rowang hanya tokoh Semar yang kami bawa dan beberapa wayang yang selalu
menemani kemanapun saya pergi. Saat itu saya hanya membawa uang Rp 300.000 dan
uang tabungan di ATM pun juga sudah habis. Saya berpamitan pada istri saya, “sayang,
uangnya aku pake sangu ya, tidak saya tinggali kalau makan, makan di tempat ibu”,
dan istri saya tercinta menyadari keadaan saya, saya tetap percaya di jakarta
pasti ada pertolongan.
Sesampai di jakarta, waktu sudah siang hari, saya bermalam di salah satu satu rumah teman di jakarta, dan baru ke esokan harinya saya berangkat ke Bank Indonesia pusat jakarta pd 23 Oktober 2013.
Acara di Bank indonesia di buka jam 9 pagi, dalam acara tersebut setelah pembukaan pemukulan gong, yang di lakukan oleh kepala upk jakarta, dan saya di undang ke depan untuk menyerahkan cindera mata kepada kepala upk yakni ki lurah semar yang kuncungnya terurai sampai ke kaki. Saya berpesan kepada seluruh pejabat yg menghadiri acara tersebut, bahwa ini tokoh wayang ki lurah semar baru yang kecil setinggi 1 meter, saya akan membawa semar yang lebih besar dari ini setinggi 5 meter, sudilah di terima di kota jakarta ini dengan baik, dan semua pejabat yang hadir sangat antusias untuk penerimaan semar tersebut, setelah acara pembukaan selesai di lanjurkan acara inti sampai jam 14.00. Setelah jam 14.30 saya di panggil pembawa acara untuk maju ke mimbar depan untuk melakukan acara pembuatan wayang, saya terkejut tidak ada konfirmasi acara yang saya harus memberi worksop tatah sungging, namun disini saya harus maju dan akhirnya saya tidak mengulas tentang tatah sunggeng karena tidak membawa peralatan,bawanya hanya wayang beberapa yg selalu saya bawa. Saya di sini mengulas tentang wayang dan filosofinya antara tokoh yang baik maupun angkara murka,yang intinya bahwa wayang adalah sebagai gambaran manusia di alam nyata ini,dan sebaik baiknya tokoh wayang pasti ada sisi jeleknya,dan sejelek jeleknya tokoh wayang pasti ada sisi baiknya. Setelah ini ada salah satu pejabat yang bertanya..(selamat sore, saya di sini tidak tahu wayang sama sekali, tetapi setahu saya bahwa Semar yang di serahkan tadi kok rambutnya panjang, apakah itu tidak menyalahi pakem atau nanti anak turun kita akan rancu untuk memahami tokoh Semar tersebut,)
Itulah pertanyaan yang saya nanti nanti sejak pertemuan di mulai tadi, memang benar pertanyaan yg di lontarkan oleh salah satu pejabat tersebut, namun saya jawab. ini sebenarnya bukan rambut pak,tetapi ini adalah kuncung semar yang terurai sampai ke kaki, kenapa saya buat panjang, karena selama ini para pejabat pejabat sudah lupa dengan tokoh semar,yang sebagai gambaran inilah sang pamomong, ini gambaran rakyat kecil,tetapi sekaligus dewa, kyai lurah semar ini walaupun rakyat kecil,tetapi apabila marah dewapun tidak ada berani kepada ki lurah semar,mengapa kuncung sampai terurai kebawah,itulah jawabanya karena sudah tidak di perhatikan oleh para pejabat,jangan sampai kuncung semar ini tambah panjang,tampah panjang sampai menyelimuti bumi nusantara ini,apabila sampai panjang menutupi bumi ini bangsa ini akan hancur,makanya sebelum hancur sudah cukup sekian kuncung semar jangan sampai bertambah panjang.
Wayang Kyai Lurah Semar dalam konsep ini penggarapannya kami buat berukuran 4 meter dan gapitnya 5 meter, sesuai dgn filosofi harfiah yg di ambil,berarti kiblat papat limo pancer, yang bermakna empat arah mata angin dan satu titik pusat di tengah. Diibaratkan manusia yg mencari jati diri, yg melalui empat penjuru mata angin dan tetap bertumpu pada satu kesatuan, atau pula dalam makrifat di artikan kemanapun manusia mencari suatu tujuan. namun tetap bertumpu pada satu titik yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dan kuncungnya pun juga terurai sampai ke kaki, makanya saya mohon dengan sangat kepada bapak kepala UPK Jakarta beserta pejabat pejabat yang lain. Kami mohon nanti yang menerima tokoh wayang Ki Lurah Semar ini adalah pejabat yang tertinggi di jakarta ini, entah siapapun saya tidak akan menyebut nama,dan harus berani dan bisa menggulung kuncungnya semar ini kembali ke atas seperti semula yaitu menjadi satu kesatuan Kuncung semar,barulah kyai lurah semar kita semayamkan di museum wayang.saya tidak menutup kemungkinan siapapun pejabat nanti yang mendapatkan amanah kuncung semar ini harus di gulung ke atas, wallahualam kita serahkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Itulah yang kami bicarakan saat saya di beri kepercayaan pidato di depan para pejabat jakarta pada tgl 23 oktober 2013,mulai jam 14.30 sampai jam 16.00.
Langsung setelah acara selasai semua pejabat dan panitia merapat,untuk membicarakan yang saya sampaikan di depan tadi.kata dari kepala upk jakarta(saya mendapat amanah dari mas gogon,dan amanah itu merupakan tantangan buat saya,dan tantangan tersebut akan saya ambil,kita realisasikan kapan mas ?),,saya jawab tahun ini pak tahun 2013,saya tidak mau tahun 2014 di tahun depan sudah ranah politik semua,dan saya tidak mau masuk ke dalamnya.masih ada waktu sekitar 2 bulan untuk persiapan penyambuatan ki lurah semar...Dan akhirnya acara selasai saya beranjak pulang.salah satu pejabat bertanya kepada saya(mas gogon pulang sama siapa?)saya jawab..sendirian pak..pejabat tersebut berkata lagi(sendirian...? aku ikut sama mas gogon,aku temenin...)..lhoh aku kaget......dan ternyata serius bapak tersebut menemani saya dalam perjalanan pulang ke solo.didalam perjalanan kami saling bertukar pengalaman dan menengok latar belakang kami masing masing,saya bicara apa adanya,saya hanya seorang rakyat kecil,rakyat biasa yg ingin melestarikan kebudayaan peninggalan nenek moyang kita,dan saya tidak bertendensi politik ataupun salah satu partai apapun,saya hanya inging mengungkapkan kegelisahan saya selama ini lewat wayang.yg selama ini saya ulangi semar sudah tidak di perhatikan oleh para pejabat kita.
Perjalanan
kami sampai di Kebumen dan beristirahat di kota Kebumen, pejabat tersebut turun
di Kebumen, sampai di sini dulu sudah sampai Kebumen pejabat tersebut kembali
ke Jakarta naik bus umum, sedangkan saya
melanjutkan pulang ke Solo. Setiba di kampung halaman, saya kembali ke Sanggar
Wayang Gogon. Selanjutnya bertemu dgn teman teman sanggar, dan saling
menginformasikan hasil pertemuan di jakarta, dan teman teman sanggar gogon
sangat senang dan mendukung.
Mulailah
saat itu kami tambah semangat,bahwa kyai lurah semar lebih di hargai di kota
lain dari pada di kota solo yang tercinta. Sedikit demi sedikit kami
mengumpulkan uang untuk membeli kulit, saya kumpulkan dengan kerja keras
bersama teman teman. Pada malam 1 sura saya mulai natah mulai dari kuncung
Semar, berlanjut sampai nyunggeng selesai. Waktu itu, untuk tangan Semar belum
ada kulitnya, karena belum mempunyai dana untuk membeli kulit. Akhirnya kami dapat
rejeki untuk membeli kulit untuk tangan Semar yang menghabiskan kulit 3 lembar
sedang untuk wayangnya sendiri menghabiskan kulit sebanyak 7 lembar kulit.
Pakhirnya
jadilah sang tokohWayang Kyai Lurah Semar selesai tepat pada akhir bulan Suro
ini. Setelah selesai saya berniat mohon doa restu kepada pejabat pejabat di
Solo, termasuk kepala dinas pariwisata dan Walikota Solo, dengan maksud supaya
memberi dukungan spirit dan kami memohon untuk memberikan alat tranportasi
untuk perjalanan dari Solo ke Jakarta, tetapi apa yang kami dapat dalam
jawabanya. Kota solo tidak bisa memberikan alat tranportasi ke Jakarta hanya
bisa memberikan surat jalan. Ya, tidak apa-apa yang penting kami sudah
mendapatkan surat jalan. Selanjutnya kami mengumpulkan dana dari teman teman
untuk menyewa truk ke jakarta. Berkat dukungan dan semangat dari teman teman,
akhirnya kami bisa menyewa truk untuk mengangkut Ki Lurah Semar. Kami percaya
pasti Tuhan pasti akan selalu memberi jalan manusia yang tak putus asa
berjuang.
Dalam pengerjaan Semar ini kami mangalami cobaan yg sangat berat, namun cobaan itu tidak membuat saya patah semangat, saya tetap berjuang untuk mewujudkan Semar ini sebisa dan semampu saya. Dalam pengerjaan Kyai Lurah Semar ini saya juga berpuas, dan melakukan upacara sesuai adat Jawa dengan harapan Tuhan akan memberikan keselamatan dan per lindungan.
Dalam
pengerjaan Semar ini sesungguhnya tidak menduga sebelumnya jika Semar akan
lahir di bulan Sura tahun ini. Namun inilah yang terjadi Semar selesai
pengerjaan di bulan Sura dan akan kami giring ke pusat pemerintahan di Jakarta,
setelah selesai dalam pembuatan wayang kyai lurah semar setinggi 5 meter akan
kami giring bersama teman teman dan mohon dukungan semua masyarakat.
Seluruhnya
akan memulai perjalanan dari Solo ke Jakarta. Mohon doa restu untuk seluruh
teman teman saya,untuk menyelesaikan amanah ini,dan mohon dukungan sepenuhnya
dari seluruh teman teman yang mengetahui perjalanan Kyai Lurah Semar,yang akan
kami bawa dari Solo ke Jakarta,dengan rute, Solo, Jogja, Magelang, Temanggung,
Banyumas, dan Jakarta. Dengan maksud mengandung filosofi jawa, bahwa pusatnya
bumi dan bersemayamnya Ki Lurah Semar ada di antara kota tersebut, maka dengan
ini Kyai Lurah Semar harus mengelilingi perutnya bumi. Untuk teman teman yg
akan kami lewati nanti, mohon dengan sangat untuk membantu, apapun yang terjadi
di perjalanan nanti, apalagi mau dengan suka rela mengikuti perjalanan Semar
ini sampai di Jakarta, dengan harapan, agar budaya Jawa Indonesia tetap lestari,
amin.
Pelaksanaan dimulai dengan start dari Solo pada tanggal 9
Desember 2013 jam 09.00. Ki Lurah Semar sesampainya di Jakarta sudah di
perebutkan dalam 3 event yaitu,
1. Apresiasi Kota Jakarta.
2. Gebyar Kota Jakarta.
3. Festival Wayang Nusantara.
Semuanya berada di bulan Desember 2013, dan di rencanakan akan di terima pada tgl 11 Desember 2013.
Saya memberi penjelasan kepada panitia yang meyelenggarakan Kyai Lurah Semar akan di selenggarakan atau di terima di event manapun kami tidak mempermasahkannya yang penting asal bisa menghadirkan pejabat tinggi di jakarta, namun apabila salah satu event tersebut memang di jadwalkan bisa menghadirkan pejabat tertinggi dan berani menggulung kuncungnya Semar ini. Tetapi apabila ternyata di hari “H”- nya pejabat tersebut tidak bisa hadir, makadengan sangat terpaksa Ki Lurah Semar akan kami cabut kembali, dan kami sendiri yang akan mencari pejabat tertinggi di Jakarta sampai ketemu. Dengan pernyataan ini semua panitia sangat mendukung, dan bila pejabat tersebut tidak hadir semua panitia ikut mendukung perjalanan Semar ini mencari sang bendoro yang mau di suwitani, entah saya tidak tahu siapa pejabat yang mendapatkan wahyu sang pamomong ini.
Setelah kuncung semar nanti berhasil d gulung oleh yang menerima sang pamomong tersebut,barulah kyai lurah semar kembali seperti sedia kala.dan menjadi sang pamomong dalam bentuk aslinya, barulah Kyai Lurah Semar kita semayamkan di museum wayang Jakarta. (Bersambung)
Mohon doa restu dan dukungan dari seni dan budaya rakyat indonesia!