Denmas Priyadi Blog│Senin, 06 Mei 2013│20:43 WIB
1. Sampun mangkana
sukhmarehnira bhattara telasira maweh anugraha. Tan dwanut samusuh narecwara
padda prannata teko ri Hemabhupati. Enak tandelireng sarat maling aweh ri cakti
sang prabhu.
Anghing tan
wedi sabsabing wang ahajeng teka sumilib I tambwanging wulan.
|
5.Setelah dewa Syiwa member anugrah,
dewa Syiwa itu sesuai dengan tabiatnya menghilang.
Semua musuh raja Jayabaya kemudian
tunduk dan bersembah kepadanya, bahkan juga raja Sumatera. Seluruh dunia menjadi
tenteram dan percaya kepadanya; tidak ada pencuri lagi, karena mereka telah
lari, takut akan kesaktian sang raja. Tetapi mereka yang mencuri orang
perempuan yang indah (tetap) tidak takut; pada waktu bulan purnama mereka
berkelilingan secara diam-diam.
|
2.
Nahan dong empu seddah makirrtya caka-kala ri
sanga kuda cuddha candrama.
Sang sakshat
Harimurtti yan katiga nitya makapalana kecaning musuh.
Sang Iwir Lek
pratipada cukla pinalakwan ahuripa wijilnireng ripu.
Ring prang
darppa Pacu prabhupamanirahyun i kadungulaning parangmuka.
|
6.demikianlah yang menjadi tujuan empu
Seddah ketika ia berjasa dengan membuat cerita sejarah pada tahun Caka Sanga
Kuda Cuddha Candrama.
Sang raja mempunyai rupa seperti dewa
matahari pada musim kemarau dan pelananya berupa rambut musuh dan mempunyai
rupa seperti bulan pada waktu paro putih; ia selalu diminta untuk
menyelamatkan hidup anak dan keturunan musuhnya.
|
3.
Byaktacamana pada-pangkaja bhattara Ciwa marang
umastawa sira.
Yogyan manggalaning
miket prangira Panddawa makalaga Korawecwara.
Ndan duran
kawacahalib kadi sereh pamahugi mahapu susuh geseng.
Manggeh tan
seddepanya ring waja tuhun palaren amanguna ngresing hati.
|
7.jelaslah bahwa jika orang bersembah
kepada kakinya yang bersifat bunga teratai, persembahannya itu sama dengan
bersembah kepada sang Syiwa.
Alangkah baiknya apabila yang tersebut
di atas itu dipergunakan sebaggai pendahuluan membuat pujian tentang
peperangan antara orang-orang Pandawa melawan raja Kurawa.
Sangat sukarlah untukku menulisnya;
tidak mungkin (rasanya) karena pekerjaan ini menyerupai suguhan daun sirih
yang berkapur rumah siput yang gosong waktu dibakar.
Sungguh tidak enak rasanya untuk gigi;
walaupun demikian akan diusahakan juga supaya (cerita ini)dapat membangkitkan
rasa pilu dalam hati.
|
4.
Nguni kala nararyya Khresnna pinakacra yanira
naranatha Pannddawa.
Sinwikara kinon
lumakwa ddatengeng Kurupatimangaran Suyodhana.
Tan len
denaniramalakwa ri kapaliha ni pura nararyya Pannyapwan pasraha tuta rakwa
yadi tan pasunga karannaning prang adbhuta.
|
8.Dahulu kala Kreshna diminta pertolongannya
oleh raja Pandawa. Ia didesak untuk pergi ke raja Kurawa yang bernama Suyodhana.
Tujuannya tidak lain ialah membagi dua Negara untuk raja Pandawa.
Jika ini dikabulkan aka nada damai,
tetapi apabila ini tidak dikabulkan akan menimbulkan perang dahsyat.
|
5.
Ndah mangkat sira cighra sangka ri Wiratta
dinuluring anama Satyaki.
Enggal prapta
tekap ni cakti ni turangganira pinndda manglayang.
Kongang decanikang
Gajahwaya-purahawuk inemuka ing hudan riwut.
Oruk warnnani
wannddiranya kadi coka makemul I paninggaling priya.
|
9.Maka dari
itu raja Kreshna pergi dengan segera dari Wirata dengan diantar oleh Satyaki.
Karena kesaktian kudanya yang seolah-olah terbang di angkasa, dengan segera
ia dating. Negeri Gajahwaya (Hastinapura) dengan kotanya tampak di mata,
tetapi agak samar-samar karena tertutup oleh hujan lebat. Pohon beringin
cemas, seolah-olah susah seperti orang perempuan yang berselimut (karena
susah) ditinggalkan oleh kekasihnya.
|
6.
Puncak-puncak i gopuranya hatur anghadddanga ri
sira mungwa ring henu.
Kadyagya ri
teka Janarddana panambay i patapanikangawe katon.
Warnnanambaha pangnikang
bhujaga-pushpa mageyuhan umimba kanginan.
Sakshat lakhsmyanikang
puri Kuru
matakwana ri milu nuraryya Pannddawa.
|
10.Puncak
gapura seolah-olah menunggu kedatangannya di tepi jalan dan sinarnya
kelihatan seolah-olah melambai untuk mempercepat kedatangan raja Kreshna. Dahan-dahan
pohon nagasari yang oleh tiupan angin bergerak-gerak seolah-olah memberi sembah.
Pohon-pohon itu seolah-olah berupa orang-orang perempuan yang elok di kota
raja Kurawa dan menanyakan tentang ikut sertanya raja-raja Pandawa.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar